Format Penulisan Pelaporan Sastra Lisan
Puji-pujian
islami-Jawa tengah- Atirun, 37, lelaki.
Demak-Girikusuma
Ketua
RT, Jawa, Demak.
Jawa, Indonesia.
Demak
28 September
2015
“Jo sira
bungah-bungah,”
Janganlah kamu terlalu berbahagia
“Anggenmu urip ing alam donya,”
“Anggenmu urip ing alam donya,”
Kamu hidup di alalm dunia
“Malaikat juru pati,”
“Malaikat juru pati,”
Malaikat pencabut nyawa
“Lirak lirik marang ira”
“Lirak lirik marang ira”
Sudah mengintai kita
“Anggone nglirik malaikat,”
“Anggone nglirik malaikat,”
Meliriknya malaikat
“Ngenteni Dhawuhe,”
“Ngenteni Dhawuhe,”
Menunggu tugas
“Kang Maha Suci”
“Kang Maha Suci”
Dari
yang maha suci
Pujian
ini dikenal Bapak Atirun sejak masih muda. Ia mendengar pujian ini ketika
mengikuti pengajian setiap malam jumat di masjid girikusuma. Pujian ini di
ciptakan oleh Simbah Kyai Munif Muhammad Zuhri.
Fungsi
pujian ini adalah sebagai pengingat bagi manusia agar tidak terlalu mengumbar
kegembiraan diatas muka bumi ini, karena semua gerak-gerik kita telah diawasi
oleh malaikat pencabut nyawa yang setiap saat selalu siap siaga menunggu
perintah dari Allah untuk mencabut kita.
Menurut
Bapak Atirun, pujian ini merupakan pujian yang sangat bagus dan mengenang di
hati, karena mengandung pelajaran agak kita tidak terjerumus kepada kebahagiaan
dunia saja, tanpa memperdulikan kebahagiaan akhirat, dan sampai saat inipun
puji-pujian ini masih di bacakan ketika pengajian malam jumat di masjid agung
girikusuma.
Berdasarkan
pengetahuan saya sebagai masyarakat girikusuma, puji-pujian ini sangat
mempunyai makna yang mendalam. Ajaran dalam puji-pujian ini, memiliki
pengajaran yang sama dengan yang di ajarkan dalam khazanah islam, hanya saja di
dalam khazanah islam orang yang terlalu mementingkan kebahagiaan dunianya dan
mengabaikan akhiratnya bagaikan “seorang tunanetra yang tak tau kemana arah
tujuannya”.
Muhammad
Ali Said, 19, Jawa, Lelaki.
Jalan
Girikusuma RT 08 RW 03 Banyumeneng, Mranggen, Demak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar