Senin, 02 November 2015

Sastra Lisan daerah Girikusuma (Puji-pujian)


Format Penulisan Pelaporan Sastra Lisan




Puji-pujian islami-Jawa tengah-                                                      Atirun, 37, lelaki.
Demak-Girikusuma                                                                         Ketua RT, Jawa, Demak.
Jawa, Indonesia.
Demak
28 September 2015


“Jo sira bungah-bungah,”
Janganlah kamu terlalu berbahagia
“Anggenmu urip ing alam donya,”
Kamu hidup di alalm dunia
“Malaikat juru pati,”
Malaikat pencabut nyawa
“Lirak lirik marang ira”
Sudah mengintai kita
“Anggone nglirik malaikat,”
Meliriknya malaikat
“Ngenteni Dhawuhe,”
Menunggu tugas
“Kang Maha Suci”
Dari yang maha suci
           
Pujian ini dikenal Bapak Atirun sejak masih muda. Ia mendengar pujian ini ketika mengikuti pengajian setiap malam jumat di masjid girikusuma. Pujian ini di ciptakan oleh Simbah Kyai Munif Muhammad Zuhri.
Fungsi pujian ini adalah sebagai pengingat bagi manusia agar tidak terlalu mengumbar kegembiraan diatas muka bumi ini, karena semua gerak-gerik kita telah diawasi oleh malaikat pencabut nyawa yang setiap saat selalu siap siaga menunggu perintah dari Allah untuk mencabut kita.
Menurut Bapak Atirun, pujian ini merupakan pujian yang sangat bagus dan mengenang di hati, karena mengandung pelajaran agak kita tidak terjerumus kepada kebahagiaan dunia saja, tanpa memperdulikan kebahagiaan akhirat, dan sampai saat inipun puji-pujian ini masih di bacakan ketika pengajian malam jumat di masjid agung girikusuma.
Berdasarkan pengetahuan saya sebagai masyarakat girikusuma, puji-pujian ini sangat mempunyai makna yang mendalam. Ajaran dalam puji-pujian ini, memiliki pengajaran yang sama dengan yang di ajarkan dalam khazanah islam, hanya saja di dalam khazanah islam orang yang terlalu mementingkan kebahagiaan dunianya dan mengabaikan akhiratnya bagaikan “seorang tunanetra yang tak tau kemana arah tujuannya”.

Muhammad Ali Said, 19, Jawa, Lelaki.

Jalan Girikusuma RT 08 RW 03 Banyumeneng, Mranggen, Demak.

Tidak ada komentar: