Perlunya
Revitalisasi Bahasa dan Sastra Jawa
Bahasa dan sastra jawatermasuk sebagai sastra lokal yang
terkemuka di Indonesia. Berbagai upaya dalam perevitalisasian budaya ini
sebenarnya telah di lakukan dengan penyesuaian terhadap dinamika dan kebutuhan
zamannya. Tanpa adanya revitalisasi ini, sudah tentulah lama kelamaan produk
budaya ini pasti akan mandheg dan
hilang digerus modernisasi.
Akhir-akhir ini sudah banyak produk-produk budaya
indonesia yang sangat perlu direvitalisasi. Dan saat inilah sebenarnya saat
yang paling tepat untuk merevitalisasikannya. Mengapa ... ?
Pertama, Generasi muda yang makin acuh tak acuh kepada
budayanya sendiri, dan cendrung bangga bila ia bisa atau dapat budaya
kebarat-baratan. Kedua, Saat ini orang-orang yang paham dan mengerti akan akan
bahasa sastra dan budaya lokal sudah semakin menipis. Ketiga, Jika para sesepuh
yang mengerti dan memahami budaya lokal telah tiada, dan ilmu mereka belum
tersampaikan kepada penerus selanjutnya, maka secara otomatis filosofi,
nilai-nilai, wujud fisik, seni dal lainnya dari budaya lokal (terkhusus budaya
jawa) akan hilang tertelan oleh waktu. Jika kondisi ini terjadi, maka bangsa
ini akan kehilangan banyak sekali budaya yang menjadi kearifan lokal yang
sesungguhnya merupakan kekayaan dan kekuatan kita dalam menjadi sumber
inspirasi pembangunan di masa kini dan masa yang akan datang.
Upaya revitalisasi budaya harus didasarkan pada manfaat
dalam masyarakat. Untuk bahasa dan sastra jawa, perlu di pertimbangkan hal-hal
yang dapat menjadi daya tahan pembelajarannya. Kini muncullah pertanyaan.
Mengapa bahasa dan sastra jawa dinilai perlu di ajarkan di sekolah ?. Kita
tentu mengetahui bahwa hal ini perlu diajarkan, akan tetapi sangat sulit sekali
mewujudkannya, bahkan ketika kurikulum 2013 muncul, sontak bahasa dan sastra
jawa sudah berjalan setengah langkah menuju kepunahannya. Namun kita beruntung
karena masih ada para pakar dan guru yang bertindak sangat sigap, tepat, cerdas
dan cepat. Sehingga mereka berhasil mempertahankan pembeljaran kearifan lokal
ini (terkhusus yang berada di jawa tengah dan jawa timur).
Pembelajaran dalam bahasa dan sastra jawa memuat
nilai-nilai luhur yang dapat membuat para siswa menjadi lebih bermartabat serta
dapat berkesinambungan dengan lingkungan. Karena dalam ajaran adat-adat jawa
(contohlah di daerah Bali) mempunyai cara tersendiri dalam menjaga hubungannya
dengan lingkungan. Disana di setiap pohon-pohon yang besar di beri sesajen dan
di beri cerita lisan bahwa di pohon tersebut terdapat sesosok makhluk halus
yang mendiaminya. Dengan cara seperti itu, maka secara otomatis orang akan
berfikit dua kali untuk menebang pohon yang memerlukan waktu ratusan tahun
untuk tumbuh menjadi besar. Sebenarnya, hal ini merupakan cara orang jawa agar
manusia dapat berkesinambungan dengan alam, sehingga hampir selalu memakai hal-hal
yang bersifat. Coba kita bayangkan, jika saja hal ini bisa kita terapkan dalam
negara kita tercinta ini, tentulah kasus-kasus pembakaran hutan tidak akan
terjadi.
Inilah betapa pentingnya revitalisasi bahasa dan sastra
daerah perlu di ajarkan, karena sungguh-sungguh memiliki nilai-nilai luhur yang
berasas pada kemartabatan dan kesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar