Sabtu, 14 November 2015

Perlunya Revitalisasi Bahasa dan Sastra Jawa

Perlunya Revitalisasi Bahasa dan Sastra Jawa


            Bahasa dan sastra jawatermasuk sebagai sastra lokal yang terkemuka di Indonesia. Berbagai upaya dalam perevitalisasian budaya ini sebenarnya telah di lakukan dengan penyesuaian terhadap dinamika dan kebutuhan zamannya. Tanpa adanya revitalisasi ini, sudah tentulah lama kelamaan produk budaya ini pasti akan mandheg dan hilang digerus modernisasi.
            Akhir-akhir ini sudah banyak produk-produk budaya indonesia yang sangat perlu direvitalisasi. Dan saat inilah sebenarnya saat yang paling tepat untuk merevitalisasikannya. Mengapa ... ?
            Pertama, Generasi muda yang makin acuh tak acuh kepada budayanya sendiri, dan cendrung bangga bila ia bisa atau dapat budaya kebarat-baratan. Kedua, Saat ini orang-orang yang paham dan mengerti akan akan bahasa sastra dan budaya lokal sudah semakin menipis. Ketiga, Jika para sesepuh yang mengerti dan memahami budaya lokal telah tiada, dan ilmu mereka belum tersampaikan kepada penerus selanjutnya, maka secara otomatis filosofi, nilai-nilai, wujud fisik, seni dal lainnya dari budaya lokal (terkhusus budaya jawa) akan hilang tertelan oleh waktu. Jika kondisi ini terjadi, maka bangsa ini akan kehilangan banyak sekali budaya yang menjadi kearifan lokal yang sesungguhnya merupakan kekayaan dan kekuatan kita dalam menjadi sumber inspirasi pembangunan di masa kini dan masa yang akan datang.
            Upaya revitalisasi budaya harus didasarkan pada manfaat dalam masyarakat. Untuk bahasa dan sastra jawa, perlu di pertimbangkan hal-hal yang dapat menjadi daya tahan pembelajarannya. Kini muncullah pertanyaan. Mengapa bahasa dan sastra jawa dinilai perlu di ajarkan di sekolah ?. Kita tentu mengetahui bahwa hal ini perlu diajarkan, akan tetapi sangat sulit sekali mewujudkannya, bahkan ketika kurikulum 2013 muncul, sontak bahasa dan sastra jawa sudah berjalan setengah langkah menuju kepunahannya. Namun kita beruntung karena masih ada para pakar dan guru yang bertindak sangat sigap, tepat, cerdas dan cepat. Sehingga mereka berhasil mempertahankan pembeljaran kearifan lokal ini (terkhusus yang berada di jawa tengah dan jawa timur).
            Pembelajaran dalam bahasa dan sastra jawa memuat nilai-nilai luhur yang dapat membuat para siswa menjadi lebih bermartabat serta dapat berkesinambungan dengan lingkungan. Karena dalam ajaran adat-adat jawa (contohlah di daerah Bali) mempunyai cara tersendiri dalam menjaga hubungannya dengan lingkungan. Disana di setiap pohon-pohon yang besar di beri sesajen dan di beri cerita lisan bahwa di pohon tersebut terdapat sesosok makhluk halus yang mendiaminya. Dengan cara seperti itu, maka secara otomatis orang akan berfikit dua kali untuk menebang pohon yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk tumbuh menjadi besar. Sebenarnya, hal ini merupakan cara orang jawa agar manusia dapat berkesinambungan dengan alam, sehingga hampir selalu memakai hal-hal yang bersifat. Coba kita bayangkan, jika saja hal ini bisa kita terapkan dalam negara kita tercinta ini, tentulah kasus-kasus pembakaran hutan tidak akan terjadi.

            Inilah betapa pentingnya revitalisasi bahasa dan sastra daerah perlu di ajarkan, karena sungguh-sungguh memiliki nilai-nilai luhur yang berasas pada kemartabatan dan kesinambungan.

Tidak ada komentar: